Menjaga Hati Pelanggan Tanpa Diskon
Waktu sudah menunjukkan pukul 22:15 ketika sebuah motor berhenti di depan rumah. Tak lama terdengar ucapan salam dari seseorang pria. Umi langsung merespon dan bergegas membuka pintu. Saya mengawasi dari belakang, memastikan keselamatan Umi. Lebay dah. Ternyata yang datang anak buah toko kelontong langganan dekat rumah.
Saya berbalik masuk kamar, bersiap istirahat. Nanti malam adalah malam ganjil untuk I'tiqaf. Berselang satu menit, si Umi menyusul masuk seraya berseru senang. Umi dapat THR! Lha, dari siapa bathin saya? Perusahaan mana yang malam-malam baru mengirim THR-nya. Si pemilik toko kelontong mengirim parsel berisi gula, tepung, dan sekotak teh. Umi menyebutnya itu THR. Alamak jang.
Menjaga hati pelanggan merupakan sebuah strategi marketing sederhana yang bisa dipraktekkan setiap pengusaha termasuk UMKM. Menjerat hati pembeli bisa dengan memberikan diskon, antar ke alamat, mengratiskan parkir, memberi bonus hingga mengambil untung yang wajar. Bisa juga dengan memberikan informasi dengan jujur.
Minggu siang saya menjemput pesanan santan kelapa yang sudah dipesan si Umi. Dia juga langganan Umi. Sebelum membayar si pedagang minta maaf bahwa harga santan naik seribu rupiah dari hari biasa. Alasannya karena si pemasok kelapa juga menaikkan harga. Saya menerima permintaan maaf tersebut dan saya tetap senang karena dia sudah berusaha jujur agar pelanggannya puas.
Lalu, sejauh mana BPS sudah memuaskan pelanggannya? Hasil Survei Kebutuhan Data tahun 2020 lalu ternyata pelanggan terbesar BPS (menurut pekerjaan utama) adalah mahasiswa/pelajar (35,08 persen) disusul pegawai swasta (19,37 persen) dan PNS/TNI/Polri (17,28 persen). Secara umum angka Indek Kepuasan Konsumen tahun 2020 adalah 88,33 dengan kategori sangat memuaskan.
Bagaimana mencermati informasi di atas? Apakah pelanggan BPS sudah puas? Bagaimana menjerat hati konsumen? Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menetapkan Advanced Release Calendar (ARC) sebuah janji suci kepada pengguna data bahwa BPS berjanji akan mengeluarkan (publikasi) sebuah data indikator pada tanggal atau bulan sekian. Selama ARC berjalan sesuai jadwal dijamin pelanggan puas. Setidaknya dari sisi waktu mereka bisa memperkirakan kapan data bisa dipakai untuk sebuah perencanaan.
Ke depan tentu tidak cukup dengan menjaga ARC saja. Banyak aspek lain yang harus diperhatikan. Di zaman pandemic seperti sekarang ini, di mana sebagian besar orang-orang berhubungan secara virtual, BPS juga harus bisa menyesuaikan diri. Perlu ada upaya keras bagaimana BPS bisa menghadirkan datanya langsung ke layar HP pelanggan tanpa harus bertele-tele karena hambatan birokrasi. Ini tidak mudah, perlu kolaborasi semua pihak, mulai dari Pelayanan Statistik Terpadu (PST) dan humas selaku garda terdepan hingga para pengumpul data yang berada di lapangan. Barakallah.
10/05/2021
Comments
Post a Comment