Membalas Salam PIA
Salam PIA di BPS sudah nyaris setara dengan wasalam, karena setiap email atau sms bahkan bbm, selalu diakhiri dengan salam itu. Arti dan makna dari Profesional dan Integritas sudah dibahas di majalah Varia edisi September dan Oktober 2010 oleh penulis buku Statistik Tanpa Angka, Dr. Bambang Heru, sementara masalah Amanah tentu saja areanya Ustdaz Emil Azman (baca Varia Edisi November 2010).
Lalu,bagaimana cara memahami apa yang kita sebut dengan profesional itu? Saat ini Lionel Messi adalah pemain paling hebat dimuka bumi. Pemain kelahiran Argentina ini berhasil membawa klubnya Barcelona merajai Eropa. Tiga piala bergensi Eropa berhasil mereka rebut tahun 2010 lalu.
Media massa menjulukinya sebagai pemain yang profesional. Sementara itu, di Lapangan Banteng sedang berlangsung latihan tim sepak bola BPS. Cepy Atep Ramdhani bek tengah timnas BPS dipilih oleh 30 pemain lainnya sebagai pemain terbaik, gelar Baloon ‘d Conors nya BPS tahun 2010 diraihnya.
Teman-teman sepelatihan menyebutnya pemain paling profesional dengan kemampuan yang handal, sportif, cerdik dan tentu saja memiliki teknik di atas rata-rata. Messi dan Chepy mendapat pengakuan dari dunia dan teman-temannya atas kemampuannya bermain bola. Mereka profesional dibidangnya.
So, bagaimana memahami profesionalisme seperti yang dimaksud PIA di atas. Menurut Peraturan Kepala BPS No 39 tahun 2010 tentang Visi, Misi, Nilai-nilai Inti dan Kode Etik Statistik, komponen profesional terdiri dari kompeten, efektif, efisien, inovatif dan sistemik.
Messi memiliki semua elemen profesional seperti Perka tersebut. Kompetensi Messi sudah mumpuni, artinya kemampuan sepakbolanya sudah melebihi standar yang ditetapkan. Permainannya sangat efektif, setiap gocekan dan gorengan bolanya selalu menghasilkan gol, artinya hasil sesuai dengan tujuan seperti yang telah ditetapkan. Dibanding penyerang lain,
Messi sangat efisien memainkan bola. Jika pertahanan lawan sangat rapat, Messi jarang berlama-lama memegang bola, sehingga dia tidak pernah kehabisan tenaga. Dengan dua tiga kali sentuhan, gawang lawan sudah terancam. Biasanya dari lima kali upaya penyerangan, empat menghasilkan gol, sangat efisien. Selain bakat alamiah, skill memadai, Messi juga sangat inovatif.
Selalu saja ada teknik-teknik baru yang dikembangkan Messi. Teknik baru tersebut selalu membuat repot kiper lawan. Sejak dibeli Bercelona tiga tahun lalu, prestasi klub Catalan ini tidak terbendung. Pengaruh Messi di klub sangat signifikan. Kehadirannya di dalam tim langganan juara ini memberikan dampak sistemik kepada pemain lainnya untuk bermain gemilang.
Lain profesional, lain lagi integritas. Komponen integritas terdiri dari dedikasi, disiplin, konsisten, terbuka dan akuntabel.Adi sudah hampir 15 tahun bekerja di BPS sebagai seorang juru bersih. Berkat dedikasinya yang diwujudkan melalui pengorbanan tenaga, pikiran, waktu dan pengabdiannya yang tak pernah luntur akhirnya dia bisa menjadi pegawai BPS.
Kepatuhan dan ketaatannya terhadap peraturan dan hukum yang berlaku sebagai juru bersih mengantarkannya meraih cita-cita yang dibangun selama bertahun-tahun. Itulah makna disiplin yang telah dilakukannya selama ini. Jika saja dia tidak sungguh-sungguh konsisten melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ucapannya, barangkali hingga kini Adi masih tetap berprofesi sebagai juru bersih.
Sifatnya yang periang, mudah bersosialisasi dan terbuka membuatnya disukai lingkungan. Ini sangat membantunya dalam beradaptasi dilingkungan yang baru. Setelah menjadi pegawai BPS, Adi harus mampu menjaga akuntabilitas dirinya.
Dirinya bukan lagi juru bersih yang mempunyai tanggung jawab terbatas. Sebagai pegawai baru Adi harus mampu mempertanggungjawabkan tindakannya dengan bekerja sungguh-sungguh, menjaga nama baik korps dan institusi.
Komponen PIA yang terakhir adalah Amanah. Inilah nilai yang paling berat untuk diimplementasikan, karena berkaitan dengan pertanggungjawaban kepada Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-unsurnya meliputi terpercaya, jujur, tulus dan adil.
Pertanyaannya adalah, bisakah manusia memiliki sifat ini?. Bukankah ini milik para Nabi dan orang-orang sholeh lainnya?. Data kemiskinan yang dihasilkan BPS sudah sering dipergunjingkan orang. Data BPS tidak dipercaya, petugasnya dituding tidak jujur.
BPS berusaha menjelaskannya lewat berbagai forum. Pro dan kontra tidak bisa dihindari. Rasanya kita tidak perlu terjebak dalam polemik ini. Tantangan kita adalah bagaimana menyuntikkan virus amanah ini ke urat nadi pegawai BPS.
Beberapa hal sudah dilakukan, yakni dengan siraman rohani oleh para ustadz sebelum dimulainya sebuah pelatihan pencacahan data. Walau masih bersifat seremonial, upaya ini semestinya perlu mendapat tambahan porsi. Jika perlu lakukan sumpah pocong supaya petugas tidak berani melakukan manipulasi data. Separah itukah kepercayaan kita? Wallahualam....
Comments
Post a Comment