Abang Alif dan Pengangguran di Tangerang
Tas punggung itu masih saja di sandang si abang, padahal dia sudah masuk ke dalam kelas. Walau berusaha tenang, abang Alif masih saja kelihatan tegang, sama dengan teman-teman yang lain. Hari ini Kamis, 23 Desember 2010, abang harus mempresentasikan sebuah makalah ilmu sosial dengan judul Pengangguran di Tangerang. Presentasi dilakukan didepan orang tua murid yang akan mengambil rapor semester 1. Oh ya, abang adalah murid SMIT Darul Abidin. Tahun ini abang duduk di kelas 8 Andalusia.
Setelah miss Fitri membuka acara, tampillah Fadel yang membawakan masalah Pengangguran di Kota Jakarta. Penampilan Fadel cukup bagus. Percaya diri, menguasai masalah dan mampu mengkomunikasikan makalahnya dengan baik. Ketika tanya jawab, Fadel juga mampu menangkis semua pertanyaan dengan baik. Setelah empat presenter lainnya tampil, akhirnya tibalah giliran si abang.
Abi lihat si Umi sedikit tegang menyaksikan si abang menyampaikan makalahnya dalam bahasa Inggris. Menurut Umi, persiapan abang memang tidak 100 persen. Bayangin aja kata Umi, Rabu sore si abang masih aja main, padahal bahan belum dikuasai dengan baik. Malamnya sich abang sempat praktek di depan abi dan umi. Tapi karena udah keburu malam, jadinya nggak ada praktek tanya jawab deh. Alhasil ketika sesi tanya jawab di kelas, si abang sedikit kelabakan. Apalagi yang nanya Abi, wah tambah grogi deh. Hiks hiks...nggak apa apa kok bang, apapun Abi dan Umi bangga Abang telah berani tampil. Nggak gampang lho bicara di depan umum, apalagi di depan guru dan orang tua murid, pake bahasa Inggris pula. Ke depan harus lebih baik lagi ya nak? (Abi Eko, 23/12/2010, Darul Abidin Depok)
Setelah miss Fitri membuka acara, tampillah Fadel yang membawakan masalah Pengangguran di Kota Jakarta. Penampilan Fadel cukup bagus. Percaya diri, menguasai masalah dan mampu mengkomunikasikan makalahnya dengan baik. Ketika tanya jawab, Fadel juga mampu menangkis semua pertanyaan dengan baik. Setelah empat presenter lainnya tampil, akhirnya tibalah giliran si abang.
Abi lihat si Umi sedikit tegang menyaksikan si abang menyampaikan makalahnya dalam bahasa Inggris. Menurut Umi, persiapan abang memang tidak 100 persen. Bayangin aja kata Umi, Rabu sore si abang masih aja main, padahal bahan belum dikuasai dengan baik. Malamnya sich abang sempat praktek di depan abi dan umi. Tapi karena udah keburu malam, jadinya nggak ada praktek tanya jawab deh. Alhasil ketika sesi tanya jawab di kelas, si abang sedikit kelabakan. Apalagi yang nanya Abi, wah tambah grogi deh. Hiks hiks...nggak apa apa kok bang, apapun Abi dan Umi bangga Abang telah berani tampil. Nggak gampang lho bicara di depan umum, apalagi di depan guru dan orang tua murid, pake bahasa Inggris pula. Ke depan harus lebih baik lagi ya nak? (Abi Eko, 23/12/2010, Darul Abidin Depok)
Comments
Post a Comment